Thursday, July 7, 2011

PUISI-PUISIKU DI SASTRA DIGITAL

SASTRA DIGITAL ( Edisi Sabtu, 25 Juni 2011)

A'yat Khalili

PUISI DI TANGKAI

di tangkai-tangkai yang menggapai kegelapan

di tangkai-tangkai yang merobek bayang-bayang

aku menunggu dan mencari wajahmu jauh

serupa kabut lambat jatuh.

2010

KALUNG RANTAU

fragmen pelukis

di setiap sudut tubuhku telah kau kalungkan

segulung waktu, demi impian yang terus kuburu

kulalui sebagai pernak rantau. langit yang manakah lagi

hendak kugambar, kini tubuhku menyusuri

rimba tanpa kawah

kota-kota bagai lampu yang menyergap

ke balik lorong yang kujejak, sepanjang tanah kelahiran

2011

TEMBANG-TEMBANGAN DARI NEGERI SURAU

kawan-kawan dari timur

malam turun, ribuan kelelawar hijrah

meninggalkan riwayat bayang-bayang

tumpukan jerami busuk, bersemayam daun-daun

empat batang lilin, musim membanjir di halaman
menjelang pedalaman waktu

angin diam

ruang gerak
menyisakan celah dingin di rongga ranting
masih kita bayangkan
seanyam kembang berayun langkah di lepas jalan

DI PADANG

esha tegar putra

Di padang, aku membayangkan engkau

Berjubah wol, menjarah kata, menulis puisi,

Sendiri.

Di padang, aku mengingat engkau

Seperti bulir padi, menjarah bunyi, memanen diri

Yang terlanda sunyi.

2010

SINGGAH KE TANAH SIWALAN

tiba-tiba saja langit tembaga

dan harum lahang menyeka rambutku

dari kerlap pasir, laut yang mengalir

di balik kidungan nelayan

membakar pelayaran

mengingatkanku seutas kejung*

pada garis tanganmu yang keras

melepas pagan ke tengah laut

terlalu lekat kilau itu

di pinggir perigi di alun sungai

sepanjang jalan singgah

ke pedalaman pulau

batang-batang siwalan yang kuning

diterpa mentari yang tembaga

sehabis panen

menggarami tanah

yang dulu dikerat

dalam kasih sayang

sebagai impian

para leluhurku

Sumenep, 2011

* lagu/kidung, tradisi Madura, seperti; olle’-ollang paraona alajhere.

Worldwide copyright © A’yat Khalili. All rights reserved.

A’yat Khalili, bernama asli Khalili. Lahir di kampung Telentean desa Longos, Gapura, Sumenep, 10 Juli 1990. Ia selain menulis puisi, juga cerpen, esai, dan naskah kebudayaan agama. Memenangkan juara ke-2 lomba cipta puisi remaja tingkat nasional dalam rangka Bulan Bahasa & Sastra di Pusat Bahasa Depertemen Pendidikan Nasional, Jakarta 2006; memenangkan juara 1 lomba penulisan sastra tingkat remaja Jawa Timur, di Taman Budaya Jawa Timur, Surabaya 2006; memenangkan juara 1 sayembara penulisan sastra tingkat remaja Jawa Timur, di Teater Kedok SMAN 6 Surabaya 2007; memenangkan juara ke-2 lomba penulisan puisi religius tingkat mahasiswa se-Indonesia yang diadakan oleh Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (Purwokerto, 2010); nomine lomba cipta puisi Forum Tinta Dakwah (FTD) Forum Lingkar Pena (FLP) Riau, 2010; nomine lomba menulis puisi bertajuk “Batu Bedil Award 2010” yang diadakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tanggamus dalam rangka Festival Teluk Semaka (FTS) 2010; dan juara ke-1 lomba cipta puisi “Give Spirit For Indonesia 2011”, Januari 2011. Ia juga mengikuti undangan Liburan Sastra Pesantren (Berlibur, Berkarya, Bersastra) bersama Penerbit LKiS dan komunitas Matapena, Jogja 2008. Karya-karyanya yang sudah terbit: Akhir Sebuah Jalan (2006); Rumah Seribu Pintu (2007). Ia juga salah satu pendiri Rumah Sastra Bersama dan penggerak Bengkel Puisi Annuqayah.