SASTRA DIGITAL ( Edisi Sabtu, 25 Juni 2011)
A'yat Khalili
PUISI DI TANGKAI
di tangkai-tangkai yang menggapai kegelapan
di tangkai-tangkai yang merobek bayang-bayang
aku menunggu dan mencari wajahmu jauh
serupa kabut lambat jatuh.
2010
KALUNG RANTAU
—fragmen pelukis
di setiap sudut tubuhku telah kau kalungkan
segulung waktu, demi impian yang terus kuburu
kulalui sebagai pernak rantau. langit yang manakah lagi
hendak kugambar, kini tubuhku menyusuri
rimba tanpa kawah
kota-kota bagai lampu yang menyergap
ke balik lorong yang kujejak, sepanjang tanah kelahiran
2011
TEMBANG-TEMBANGAN DARI NEGERI SURAU
—kawan-kawan dari timur
malam turun, ribuan kelelawar hijrah
meninggalkan riwayat bayang-bayang
tumpukan jerami busuk, bersemayam daun-daun
empat batang lilin, musim membanjir di halaman
menjelang pedalaman waktu
angin diam
ruang gerak
menyisakan celah dingin di rongga ranting
masih kita bayangkan
seanyam kembang berayun langkah di lepas jalan
DI PADANG
—esha tegar putra
Di padang, aku membayangkan engkau
Berjubah wol, menjarah kata, menulis puisi,
Sendiri.
Di padang, aku mengingat engkau
Seperti bulir padi, menjarah bunyi, memanen diri
Yang terlanda sunyi.
2010
SINGGAH KE TANAH SIWALAN
tiba-tiba saja langit tembaga
dan harum lahang menyeka rambutku
dari kerlap pasir, laut yang mengalir
di balik kidungan nelayan
membakar pelayaran
mengingatkanku seutas kejung*
pada garis tanganmu yang keras
melepas pagan ke tengah laut
terlalu lekat kilau itu
di pinggir perigi di alun sungai
sepanjang jalan singgah
ke pedalaman pulau
batang-batang siwalan yang kuning
diterpa mentari yang tembaga
sehabis panen
menggarami tanah
yang dulu dikerat
dalam kasih sayang
sebagai impian
para leluhurku
Sumenep, 2011
* lagu/kidung, tradisi Madura, seperti; olle’-ollang paraona alajhere.
Worldwide copyright © A’yat Khalili. All rights reserved.
A’yat Khalili, bernama asli Khalili. Lahir di kampung Telentean desa Longos, Gapura, Sumenep, 10 Juli 1990. Ia selain menulis puisi, juga cerpen, esai, dan naskah kebudayaan agama. Memenangkan juara ke-2 lomba cipta puisi remaja tingkat nasional dalam rangka Bulan Bahasa & Sastra di Pusat Bahasa Depertemen Pendidikan Nasional, Jakarta 2006; memenangkan juara 1 lomba penulisan sastra tingkat remaja Jawa Timur, di Taman Budaya Jawa Timur, Surabaya 2006; memenangkan juara 1 sayembara penulisan sastra tingkat remaja Jawa Timur, di Teater Kedok SMAN 6 Surabaya 2007; memenangkan juara ke-2 lomba penulisan puisi religius tingkat mahasiswa se-Indonesia yang diadakan oleh Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (Purwokerto, 2010); nomine lomba cipta puisi Forum Tinta Dakwah (FTD) Forum Lingkar Pena (FLP) Riau, 2010; nomine lomba menulis puisi bertajuk “Batu Bedil Award 2010” yang diadakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tanggamus dalam rangka Festival Teluk Semaka (FTS) 2010; dan juara ke-1 lomba cipta puisi “Give Spirit For Indonesia 2011”, Januari 2011. Ia juga mengikuti undangan Liburan Sastra Pesantren (Berlibur, Berkarya, Bersastra) bersama Penerbit LKiS dan komunitas Matapena, Jogja 2008. Karya-karyanya yang sudah terbit: Akhir Sebuah Jalan (2006); Rumah Seribu Pintu (2007). Ia juga salah satu pendiri Rumah Sastra Bersama dan penggerak Bengkel Puisi Annuqayah.
No comments:
Post a Comment