--minhajul abidin
dari simpang ujung, kau datang
menempuh perjalanan waktu. seribu matahari
berbilah perigi sungai. kitapun tak sampai
sementara dari mata getir ngalir kehilir
tinggalkan semesta bayang
kenangan haru kota itu
kau pandang.sudah berkali kali mereka berangkat
jalan sangai, bersebadan teluk
sebatang tanah pisau
serupa kayu lapuk
menepis garis rahasia
dari seutas halaman kitab suci
dalam mimpi; menuju pendakian usia
menara puncak. telah pasang
melampaui segala bayang bayang baqa’
membuka jazab yang hilang jalan
impian takkan kita temu
saat bunga bunga durjana mulai gugur tangga
sepanjang sejarah
tempat kelak kau bayangkan
menuju alam pengasingan
mereka. mungkin juga kita,
tak mampu menggapai puncak
menempuh pengelanaan kadirat
di daki ketujuh usah isyarat diperam
sejauh impian berlari pada hamparan jabarut
sejak pengembaraan itu telah dimulai
pada matamu seribu keris membara
di jiwaku merpati merpati beterbangan
menjelma putaran pasir
usapkan arus gelombang
seperti pencapaian. dua langkah saling beradu
berbagi cerita akhir
lalu perjalanan kitapun tak sampai
menebing ribuan madungan
hingga aqabah hampir mewarisi segalanya
impian kami. puncak kebahagian kami
dan sebatang tombak buru telah raib baja
bagi jejak takdir; ujung dari perjalanan
sepanjang menempuh usia
1 comment:
ass...............! cm mo comen puisi antum...... patut di acungi jempol!!!
Post a Comment